Kamis, 07 April 2011

fisiologi ternak


FISIOLOGI TERNAK
            Fisiologi merupakan ilmu yang mempelajari fungsi tubuh secara lengkap dan fungsi semua bagian-bagian tubuh termasuk pula proses-proses biofisika dan biokimia yang terjadi di dalam tubuh.
Fisiologi ternak adalah: Ilmu yang mempelajari fungsi tubuh ternak secara lengkap dan serta fungsi semua bagian-bagian tubuh ternak serta proses-prosees biofisika dan biokimia yang terjadi pada tubuh berbagai ternak. Proses fisiologi pada ternak tidak sama antara satu ternak dengan ternak yang lainnya masing-masing ternak memiliki proses fisiologi yang khas. NAmun demikian tujuan proses fisiologis dalam tubuh adalah sama yaitu menjadikan kondisi tubuh dalam keadaan fisiologis normal secara keseluruhan.
            Pemahaman terhadap penyusun tubuh harus digarisbawahi dimana tubuh tersusun atas sel, kumpulan sel akan membentuk jaringan, sekumpulan jaringan akan membentuk organ, beberapa organ bekerja secara seimbang membentuk sistem organ dan sistem organ merupakan kesatuan tubuh yang lengkap. Anatomi dan fisiologi pada dasarnya merupakan dua ilmu yang tidak dapat dipisahkan.
            Studi fisiologik di dalam laboratorium lebih banyak menggunakan berbagai bahan kimia untuk mengetahui proses-proses yang terjadi di dalam tubuh. Fisiologi juga merupakan ilmu yang menjadi pedoman dalam diagnosis berbagai penyakit. Fisiologik dapat diartikan sebagai kondisi normal organ/jaringan/sel tubuh, misalnya suhu tubuh sapi sebesar 38°C merupakan suhu normal sehingga jika suhu terukur kurang atau lebih dari 38°C maka kondisi tersebut adalah abnormal atau dinyatakan sebagai kondisi ‘patologik’.
            Dalam mempelajari fisiologi ternak, sangat perlu dipahami kembali konsep-konsep dasar dalam fisiologi. Sehingga memberikan kemudahan mempelajari fisiologi pada ternak yang beraneka ragam.




KONSEP FISIOLOGIS
Struktur Sel
Sel terdiri dari ruangan-ruang internal yang dipisahkan oleh membran-membran semipermeabel. Berbagai ruang internal tersebut dibungkus bersama-sama menjadi satu oleh sebuah membran sel. Ruang-ruang internal sel dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu sitoplasma dan inti sel (nukleus).

Sitoplasma
Sitoplasma meliputi semua yang terletak di dalam sel tetapi di luar inti sel. Mitokondria adalah sumber energi sel, sedangkan retikulum endoplasma dan ribososm adalah struktur sitoplasmik (organel yang penting untuk membentuk protein. Aparatus golgi adalah satu kompleks membran dan vesikel yang berperan dalam sekresi berbagai protein yang dibentuk di ribosom. Lisosom internal adalah vesikel yang mengandung enzim-enzim pencernaan. Kerangka intrasel yang disebut sitoskleton, terdiri dari berbagai mikrotubulus dan mikrofilamen. Sitoskleton menyokong sel dari bagian dalam dan memungkinkan adanya pergerakan berbagai bahan di dalam sel. Sitoskleto ini juga memungkinkan terjadinya gerakan tonjolan-tonjolan ke bagain luar sel.

Inti sel
Inti sel adalah suatu organel besar terbungkus membran yang mengandung berbagai asam deoksiribonukleat (DNA, deokxyribonuclic acid), yaitu bahan genetik sel. DNA mengalami pelipatan-pelipatan di dalam inti sel yang bertujuan untuk melindunginya  dari kerusakan. Jenis protein yang berperan dalam menentukan pelipatan dan protein DNA tersebut disebut histon. Histon dan DNA ditemukan di bagain sel inti yang disebut nukleolus. Di dalam dunkleolus inilah terjadi replikasi DNA, pembelahan sel dan transkrip DNA.

Membran Sel
Setiap sel dibungkus oleh sebuah membran sel. Membran sel adalah suatu sawar semipermeabel dan tersusun dari sebuah lapisan ganda (bilayer) fosfolipid yang di dalamnya mengandung molekul-molekul protein yang dapat bergerak bebas. Molekul-molekul protein tersebut menembus membran secara total atau parsial.
Membran Plasma
Gambar1. Struktur membrane Plasma
Pergerakan Melintasi membran
Difusi sederhana melintasi membran sel terjadi melalui gerakan acak molekul-molekul. Proses ini tidak memerlukan energi, tetapi pada akhirnya dapat menghasilkan gerakan menembus membran. Substansi yang bersifat  permeabel terhadap membran sel akan berdifusi baik kedalam maupun keluar sel sampai terjadi keseimbangan konsentrasi diantara kedua rua\ngan tersebut. Oleh karena itu tidak akan terjadi peningkatan konsentrasi suatu zat hanya pada salah satu bagian sel saja.

Osmosis
Difusi air ke dalam sel disebut osmosis. Osmosis terjadi secara terus menerus antara ruangan intrasel dan ekstrasel, seiring dengan dengan pergerakan air ke gradien konsentrasi lebih rendah. Tekanan osmotik larutan merpakan salah satu faktor yang mendorong air untuk bergerak ke salah satu arahh. Tekanan osmotik suatu larutan bergantung pada jumlah partikel atau ion yang terdapat di dalam larutan tersebut.

Difusi Sederhana Melalui Pori-Pori Protein
Ion-ion kecil seperti hidrogen, natrium, kalium, dan kalsium berdifusi melalui pori-pori yang dibentuk oleh protein integral. Saluran-saluran protein ini biasanya selektif terhadap ion-ion yang akan melaluinya. Selektivitas tersebut didasarkan pada bentuk dan ukuran saluran serta sifat listrik ion yang bersangkutan.



Pemindahan Dengan Perantara
Untuk molekul-molekul besar dalam menembus membran membtuhkan peranatara, kadang-kadang membutuhkan energi dan kadang-kadang tidak membutuhkan energi.
Pemindahan Aktif adalah pemindahan dengan perantara yang memerlukan energi. Dengan pemindahan aktif energi digunakan oleh sel mempertahankan konsentrasi suatu zat menjadi lebih tinggi di salah satu sisi membran dibandingkan konsentrasinya di sisi lain.
Difusi terfasilitasi adalah suatu pemindahan dengan perantara yang tidak memerlukan energi. Difusi terfasilitasi (fasilitated diffusion) serupa dengan difusi sederhana yaitu bahwa tidak ada energi yang digunakan oleh sel untuk memindahkan suatu zat. Difusi terfasilitasi berbeda dengan difusi sederhana yaitu bahwa suatu melekul yang sebenarnya tidak mampu melintasi membran sel dibantu (difasilitasi) oleh suatu zat pembawa sehingga kemudian dapat melintasi membran. Glukosa berpindah masuk ke dalam sebagian besar sel melalui difusi terfasilitasi.
     Transport Passif dan Aktif               Carrier Ionophore
Gambar 2. Tranpor aktif                                           Gambar 3. Difusi terfasilitasi






SISTEM DIGESTI (DYGESTIVE SISTEM)

            Sistem digesti (digestive system, systema digestoria) disebut juga dengan sistem pencernaan. Pemahaman terhadap anatomi alat pencernaan akan sangat membantu dalam studi tentang fisiologi sistem pencernaan dan patologi (gangguan, penyakit) yang menyerang sistem pencernaan. Organ-organ pencernaan merupakan suatu saluran (tractus) yang terentang mulai dari mulut hingga anus dan sering disebut juga dengan tractus digestivus. Sistem saluran pencernaan terdiri atas saluran yang dilapisi oleh membran mukosa yang berhubungan dengan kulit luar, pada mulut dan anus. Empat lapisan menyusun saluran pencernaan dari dalam ke luar yaitu epitel, lamina propria, otot dan serosa.
            Pencernaan adalah penguraian bahan makanan ke dalam zat-zat makanan dalam saluran pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan oleh jaringan-jaringan tubuh. Pada pencernaan tersangkut suatu seri proses mekanis dan khemis dan dipengaruhi oleh banyak faktor.
            Beberapa jenis hewan memiliki perbedaan-perbedaan kondisi saluran pencernaan sehingga proses fisiologik yang terjadi juga mengalami perbedaan. Sistem pencernaan pada ternak secara umum dapat dipisahkan berdasarkan struktur lambung. Beberapa ternak memiliki struktur lambung yang ganda (ruminant) dan beberapa di antaranya memiliki struktur lambung tunggal (monogastric, non-ruminant). Ternak yang tergolong sebagai ruminansia antara lain sapi, kerbau, kambing, domba, rusa dan sebagainya. Ternak yang tergolong non-ruminansia antara lain kuda, babi, kelinci dan berbagai bangsa unggas.







SISTEM PENCERNAAN TERNAK RUMINANSIA
            Hewan ruminansia adalah ewan yang memproses makanannya menggunakan sistem empat lambung atau polygastrik. Hewan-hewan yang tergolong ruminansia memiliki ciri khas yang kuat pada susunan alat pencernaannya. Kekhasan tersebut juga membedakan fisiologi pencernaan antara hewan ruminansia dengan non-ruminansia serta menjadikan hewan ruminansia sebagai hewan yang dinilai paling mampu melakukan proses pencernaan dengan sempurna.
            Pada hewan ruminansia, proses pencernaan mamkanan melalui proses yang sangat panjang dan komleks. Secara umum proses tersebut dia wali dengan proses memasukkan makanan ke mulut/mengambil makanan (prehensi), dilanjutkan dengan proses pengunyahan (mastikasi), mensekresikan air ludah (salivasi), proses penelanan (deglutisi), serta proses mekanis dan kimiawi di dalam lambung sebagai kelanjutannya.  
Urutan sistem pencernaan pada ternak Ruminansia:
1.      Mulut
Mulut merupakan bagian terdepan dari sistem pencernaan dan terdiri atas berbagai organ pelengkap yang melakukan aktivitas pencernaan mekanik. Mulut beserta organ yang ada didalamnya digunakan untuk mengambil makanan dan minuman, memecah makanan menjadi partikel-partikel yang lebih kecil, menggiling dan mencampurnya dengan saliva serta pembentukan bolus.  Beberapa organ penting yang terdapat di dalam mulut adalah: Gigi, Lidah, Bibir, Pipi, Rahang dan Langit-langit Mulut.
Secara umum proses pencernaan diawali dengan perenggutan makanan berupa rumput dan tumbuhan ke dalam mulut dengan menggunakan lidah yang menjulur selanjutnya dipotong oleh gigi seri yang hanya terdapat pada bagian rahang bawah (mandibulla) saja dan dilandaskan pada dentalpad ydang keras rata pada rahan atas (maxilla). Selanjutnya dengan bantuan lidah kembali, makanan yang telah dipotong ditarik ke bagian belakang yang akan dikunyah dan digiling oleh gigi geraham yang cukup besar (premolar dan molar). Dalam proses pengunyahan ini , makanan dibasahi dengan saliva (salivasi) yang dihasilkan oleh kelenjar yang ada di dalam  rongga mulut fungsi salivasi adalah memudahkan dalam mengunyah makanan dan memudahkan  proses penelanan makanan. Setelah selesainya proses pengunyahan, selanjutnya makanan akan ditelan (deglutisi)  melalui kerongkongan menuju lambung yang selanjutnya dicerna di dalam lambung. Kelenjar yang menghasilkan saliva adalah: glandula parotid, glandula submandibullaris yang terletak pada rahang bawah dan glandula sublingualis yang terdapat dibawah lidah.  Saliva terdiri atas 99% air dan 1% mucin, garam organik dan lisozim kompleks. Saliva pada sapi juga mengandung urea, posfor, natrium yang dapat dimanfaatkan oleh mikroba rumen.
            Setelah gigi, organ penting dan bekerja secara berkelanjutan dalam proses pengunyahan makanan ternak ruminansia adalah lidah. Lidah adalah organ yang terdiri dari berbagai papilla  dan dapat bergerak dengan jangkauan yang cukup jauh. Keguanaan lidah adalah menarik dan meraih rumput ke dalam  mulut, membalik-balik makanan yang ada dalam mulut, sebagai alat perasa untuk mengambil dan memasukkan makanan serta membantu proses pembentukan bolus.
Bibir kambing dan domba bersifat lunak dan fleksibel dan berperan membantu dalam pengambilan makanan, bibir sapi lebih bersifat ‘stiff’ dan tidak mudah digerakkan sehingga hanya bekerja untuk menutup mulut. Pipi merupakan struktur muskular yang tertutup oleh kulit dan bagian dalamnya diselimuti oleh membran mukosa. Bagian dalam pipi sapi banyak terdapat papila Konikal. Fungsi pipi selain sebagai dinding rongga mulut, juga membantu lidah dalam  menempatkan  makanan  diantara gigi pada saat mengunyah. Pipi juga dapat membantu mensekresikan air liur dari glandula. Rahang ditutupi oleh otot-otot masetter, temporal dan pterigoid yang kuat, sedangkan pembukaannya dilakukan oleh otot-otot digastrikus, oksipitomandibularis dan sternomandibularis. Otot-otot pterigoid berperan dalam gerakan menggiling dengan cara menjulurkan rahang dan menggerakkannya dari sisi ke sisi. Pada proses mengunyah makanan, rahang bergerak ke kiri dan ke kanan untuk mengdiling dan mengaduk makanan, sehingga seluruh makanan terkunyah semua. Langit-langit mulut keras dan membentuk rongga mulut dan ke arah kaudal berlanjut ke palate lunak yang .
2.      Pharynx
Pharynx (farinks) merupakan saluran umum baik untuk lewatnya makanan yang ditelan ataupun udara pernafasan. Saluran farinks dilapisi oleh membran mukosa dan dikelilingi oleh otot-otot. Saluran yang menuju farinks adalah mulut, dua lubang hidung kaudal, dua saluran eustasian telinga, esofagus dan larinks.


3.      Esophagus
Esofagus merupakan suatu kelanjutan dari farinks, merupakan suatu saluran berotot (muskular) yang merentang dari farinks menuju bagian cardia lambung, persis pada posisi kaudal diafragma. Esofagus melintas dorsal trakea dan umumnya miring ke arah kiri daripada leher. Dinding esofagus merupakan struktur muskular yang terdiri atas 2 lapis otot yang saling melintas miring, kemudian spiral dan akhirnya membentuk suatu lapis sirkuler dalam
4.      Gastrum, Gaster, Lambung
Lambung hewan ruminansia secara umum memiliki 4 ruangan dan biasa disebut sebagai perut ganda karena terbagi atas bagian depan dan belakang. Rumen, retikulum dan omasum secara bersama-sama disebut sebagai perut depan (forestomach, proventriculus). Bagian paling belakang abomasum.
5.      Rumen
Rumen merupakan suatu kantung muskular yang besar yang terentang dari diafragma (tulang costae 7 dan 8) menuju ke pelvis. Rumen hampir menempati sebagian besar sisi kiri (±75%) dari rongga perut. Permukaan dinding dalam rumen tersusun atas epitel squamus berstrata yang tidak mengandung kelenjar. Bagian ventral banyak mengandung papila yang panjangnya dapat mencapai 1 cm, tetapi di bagian dorsal hampir tidak dijumpai papila sama sekali. Papila-papila yang ada pada permukaan dalam  rumen menyebabkan dinding dalam rumen menyerupai kain handuk sehingga sering disebut sebagai perut Handuk. Fungsi papilla pada rumen adalah untuk memperluas lapisan permukaan yang membantu proses absorbsi. Dinding rumen tersusun atas otot halus yang terdiri atas 2 lapis yaitu lapis luar yang bergerak secara kranio-kaudal dan lapis dalam yang bergerak secara transversal. Rumen mempunyai empat kantong yaitu: cranial sac, dorsal sac, blind sac (dorso blind sac dan ventro-caudal blind sac) dan ventral sac. Fungsi dari kantong-kantong tersebut adalah untuk gerakan-gerakan yang diperlukan selama terjadinya proses fermentasi.
Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, abomasum 7-8%. Makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang tertelan. Jika dikelompokkan secara ekologi maka dalam rumen ada dua unsur yaitu: komponen biotik dan abiotik yang saling berinterkasi. Unsur biotik dalam rumen antara lain bakteri, protozoa, fungi, jamur dan kapang. Unsur abiotik dalam rumen antara lain air, protein, serat kasar, mineral, vitamin, gas,dll. Kedua unsur tersebut akan berintraksi melakukan proses pencernaan dalam rumen. Namun jika dikelompokkan berdasarkan banyaknya mikroba dalam rumen, maka ada tiga grup utama yang bisa ditemukan yaitu, bakteri protozoa dan fungi. Di dalam rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida dan fermentasi selulosa dan enzim selulose yg dihasilkan oleh bakteri dan protozoa tertentu. Dalam rumen juga terjadi pencernaan secara hidrolisis oleh enzim-enzim pencernaan.

           
Gambar 4. Rumen Ruminansia
Bakteri Bakteri rumen dapat diklasifikasikan berdasarkan substrat utama yang digunakan. Beberapa jenis bakteri dalam rumen yang dilaporkan Huante (1996) adalah:
a.       Bakteri pencerna selulosa (Baktroidessuccinogenes, Ruminococcus flafaciens, Ruminococcus albus, Butyrifibriofibrisolvens).
b.      Bakteri Pencerna hemiselulosa (Butyrivibrio fibrisolvens, Bakteroides ruminicola, Ruminococcus sp).
c.       Bakteri pencerna pati (Bakeroides ammylophilus, Streptococcus bovis, Succinimonas amylolytica).
d.      Bakteri pencerna gula (Triponema briyantii, Lactobacillus ruminus).
e.       Bakteri pencerna protein (Clostridium sporogenus, bacillus licheniformis).
Protozoa rumen diklasifikasikan menurut morfologinya yaitu: Holitric (yang mempunyai silia hampir diseluruh tubuh dan mencerna karbohidrat yang fermentabel), Oligotrichs (yang mempunyai silia sekitar mulut, umumnya merombak karbohidrat yang lebih sulit dicerna).
6. Retikulum
Merupakan bagian lambung yang terletak paling depan meskipun bukan saluran pencernaan terdepan dari lambung. Bagian dalam retikulm dilapisi oleh epitel squamus berstrata dengan susunan seperti sarang lebah atau jala (rete) sehingga sering disebut sebagai perut jala. Lokasi retikulum tepat di belakang diafragma dan berlawanan dengan jantung. Funsi retikulum belum jelas secara spesifik, kecuali membantu melewatkan bolus-bolus melalui esophagus dan mengatur penyaluran ransum dari rumen ke omasum dan rumen ke esophagus.
7. Omasum
Merupakan kelanjutan dari retikulum yang terletak di sebelah kanan rumen dan retikulum persis pada posisi kaudal hati. Permukaan bagian dalam dipenuhi oleh papila yang pendek dan mempunyai bentuk permukaan yang berlembar-lembar ±100 lembar, sehingga sering disebut perut Kitab atau perut buku. Fungsi lamina  adalah menyaring  partikel digesta yang akan masuk ke abomasum. PH omasum berkisar antara 5,2 sampaim6,5. Pada omasum terjadi proses penyerapan air, amonia, asam lemak terbang dan elektrolit. Organ ini juga dilaporkan menghasilkan amonia dan asam lemak. Pada omasum juga terdapat kelenjer yang menghasilka enzim yang akan bercampur dengan bolus-bolus nantinya akan diteruskan ke abomasum.
8.      Abomasum
Abomasum merupakan perut sejati karena abomasum berfungsi layaknya lambung pada ternak non ruminansia. Abomasum sering jg disebut perut Kelenjar karena banyak dijumpai kelenjar pencernaan. Letak abomasum adalah ventral omasum dan terentang kaudal pada sisi kanan dari rumen. Ph abomasum berkisar antar 2 sampai 4,1. Abomasum terletak di bagian kanan bawah dan jika kondisi sangat asam, maka abomasum dapat berpindah ke kiri. Permukaan abomasum dilapisi oleh mukosa. Mukosa pada abomasum berfungsi untuk melindungi dinding sel tercerna oleh enzimyang dihasilkan oleh abomasum. Sel-sel mukosa pada abomasum menghasilkan pepsinogen dan sel partikel penghasil HCl. Pepsinogen bereaksi dengan HCl membentuk pepsin. Pada saat terbentuk pepsin reaksi berjalan secara otokatalitik. 

Gambar 4. Alat Pencernaan Sapi
Gambar 5. Pencernaan ruminansia.
Gambar 6. Alur proses pencernaan pada Ruminansia
9.      Intestinum Tenue, Usus Halus
Usus Halus terbagi atas 3 bagian yaitu Duodenum(usus 12 jari), Jejenum(usus kosong) dan Ileum (usus penyerapan),yang membedakan pada bagian-bagian tersebut perbedaan struktur histologik. Usus halus halus pada sapi dapat mencapai panjang 27-59 m dengan diameter 5 cm. Fungsi usus halus adalah mencerna makanan secara kimiawi menggunakan enzim.  Di dalam usus halus terjadi perombakan terakhir dan penyerapan sari-sari makanan.
Duodenum merupakan bagian pertama usus halus dan amat dekat dengan dinding tubuh serta terikat pada penggantungnya (mesenterium) yang pendek dan memiliki panjang sekitar 1-1,2 m. Saluran yang berasal dari hati dan pankreas menyatu ke dalam duodenum pada jarak yang pendek di belakang pilorus (bagian ujung abomasum).
Jejunum secara jelas dapat dibedakan dari duodenum pada posisi di mana kira-kira mesenterium mulai tampak lebih panjang. Tidak ada batas yang jelas antara jejunum dan ileum.
Proses yang terjadi dalam usus halus pergerakan yaitu mendorong dan mencampur kimus (Makanan yang sudah bersifat cair). Gerakan peristaltik segmental usus halus akan mendorong kimus . Penyempurnaan sistem digesti di dalam usus halus didukung oleh adanya enzim usus halus, enzim pankreas dan empedu. Kimus yang bersifat asam akan dinetralisisr oleh getah empedu dan pankreas di suodenum guna memaksimalkan kerja enzim. Garam empedu berperan mengemulsi lemak menjadi partikel partikel yang lebih kecil.
Pankreas memiliki tiga enzim: amilase mengubah pati menjadi disakarida, lipase merubah lemak menjadi gliserida, asam lemak dan gliserol dan terakhir tripsinogen merubah pepton menjadi polipeptida. Empedu berfungsi menhancurkan lemak (mengemulsikan lemak).
Usus halus menghasilkan enzim tersendiri : Enterokinase merubah tripsinogen menjadi tripsin, Amnopeptidase merubah aminopeptida menjadi dipeptida, Dipeptidase merubah dipeptida menjadi asam amino, Sukrase merubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa, Maltase merubah maltosa menjadi 2glukosa, dan Laktase merubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
 Absorbsi di usus terjadi secara difusi sedrhana dan transpor aktif. Difusi sederhana  tergantung derajat konstanta zat, berhubungan langsung dengan beda konsentrasi, ukuran besar, bentuk, muatan listrik dan polaritas senyawa. Transpor aktif melawan derajat konsentrasi dan memerlukan energi (ATP) meliputi: transpor perantara, difusi terbatas, transpor berpengahantar (Mg++, Fe++) dan pinositas. Tranpor bahan makanan berupa glukosa dengan transpor aktif, lemak dan protein melalui pembuluh limfe, asam amino diabbsorbsi melalui transpor aktif, Ig dari kolostrum diserap dengan pinositas, gliserol secara transpor aktif, monogliserida serta asam lemak rantai panjang dengan difusi sederhana, natrium tergantung kalium dalam sel, dan Cl fosfat transpor pasir. Mg, Sr diserap secara difusi. Besi secara transpor aktif.
Pada ruminansia enzim selulosa yang dihasilkan oleh mikroba tidak hanya berfungsi untuk mencerna selulosa menjadi asam lemak, tetapi juga menghasilka biogas berupa CH4.
10.  Intestinum Crasum, Usus Besar
Usus besar terdiri atas cecum yang merupakan kantung buntu dan colon yang terdiri atas bagian yang naik, mendatar dan turun. Bagian yang turun akan berakhir pada rectum dan anus. Pada usus besar terjadi proses pencernaan terakhir yaitu penyerapan air  dan penyerapan sedikit sisa nutrisi yang sebelumnya sebagian besar telah diserap dalam usus halus. Di dalam usus besar juga terjadi proses pembentukan feses yang nanti kan dikeluarkan melalui anus.



Gambar 7 . Proyeksi Alat Pencernaan Ruminansia
Organ Pencernaan Aksesori
Glandula Saliva
            Glandula saliva atau kelenjar ludah terdapat di rongga mulut yang terdiri atas 3 pasang yang sangat jelas. Glandula saliva yang utama adalah Parotid, Mandibular dan Sublingual. Beberapa glandula saliva yang minor yaitu Labial, Bukal, Lingual dan Palatin serta Zigomatik.
Pankreas
            Pankreas merupakan suatu kelenjar tubulo-alveolar yang memiliki bagian endokrin ataupun eksokrin. Bagian eksokrin dari pankreas menghasilkan NaHCO3 serta enzim-enzim pencernaan yang melalui saluran pankreas menuangkan enzim tersebut ke duodenum dekat dengan muara saluran empedu. Letak pankreas tepat di daerah tikungan duodenum.
Hati
            Hati (liver, hepar) terletak di rongga perut persis di caudal diafragma dan cenderung terletak di bagian kanan terutama pada ruminansia di mana rumen mendorong bagian-bagian lain ke arah kanan. Cairan empedu dihasilkan oleh hati dan keluar menuju kantong empedu melalui sebuah saluran (ductus hepaticus).

FISIOLOGI PENCERNAAN TERNAK NON RUMINANSIA
Bagian yang membedakan antara alat pencernaan ruminansia dan non-ruminansia adalah lambung di mana pada hewan non-ruminansia hanya memiliki sebuah lambung. Hewan-hewan berlambung tunggal seperti kuda tidak melakukan aktivitas memamahbiak dan esofagusnya langsung menuju lambung (sejati).
            Unggas sebagai hewan non-ruminansia juga memiliki ciri khas susunan alat pencernaan yang membedakannya dengan ruminansia dan bahkan dengan non-ruminansia keluarga mammalia. Esofagus unggas sebelum memasuki lambung akan mengalami pelebaran seperti kantung yang disebut Ingluvies atau Tembolok, kemudian melanjut sebagai Proventrikulus atau lambung Depan dan akhirnya bermuara di Gastrum atau lambung Sejati.
PFISIOLOGI PENCERNAAN KUDA
Kuda merupakan ternak Non ruminansia. Hal ini disebabkan oleh sistem pencernaan enzimatik terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan pencernaan fermentatif. Kuda memiliki kemampuan untuk memanfaatkan hijauan dalam jumlah yang cukup dengan proses fermentatif di bagian caecum. Saluran pencernaan kuda memiliki ciri khusus yaitu ukuran kapasitas saluran pencernaan bagian belakang lebih besar di bandingkan bagian depan. Alat pencernaan adalah organ-organ yang langsung berhubungan dengan penerimaan, pencernaan bahan pakan dan pengeluaran sisa pencernaan atau metabolisme. Berikut penjelasan secara umum maupun khusus dari alat dan fungsi pencernaan kuda:
1.      Rongga Mulut
Mulut merupakan bagian pertama dari sistem penmcernaan yang mempunyai 3 fungsi yaitu mengambil pakan (prehensi), pengunyahan (mastikasi) secara mekanik dan pembasahan pakan dengan saliva (salivasi). Di dalam rongga mulut terdapat organ pelengkap yaitu lidah, gigi, dan saliva. Lidah merupakan alat pencernaan mekanik. Kuda dapat menyeleksi pakan yang dimakan dikarenakan adanya bungkul-bungkul pengecap pada lidah dan terbanyak terdapat di daerah dorsum lidah dibandingkan bagian lain dengan cara merasakan pakan yang dimakan. Gigi adalah organ pelengkap yang secara mekanik relatif kuat untuk memulai proses pencernaan. Gigi juga digunakan untuk menentukan umur dengan melihat : penyembulan (erupsi), pergantian sementara, bentuk dan dan derajat keausan gigi. Saliva kuda mengandung elektrolit utama yaitu Na+, K+, Ca2+, Cl-, HCO2-, HPO4- serta tidak atau sedikit sekali mengandung amylase. Saliva dihasilkan oleh 3 pasang kelenjar yaitu kelenjar parotis, kelenjar mandibularis, kelenjar sublingualis. Saliva berfungsi sebagai pelicin dalam mengunyah dan menelan pakan dengan adanya mucin, mengatur temperatur rongga mulut, pelindung mukosa mulut dan detoksikasi.
2.      Pharynx dan Esofagus
Pharynx adalah penyambung rongga mulut dan esophagus. Esophgagus mempunyai panjang kira-kira 50-60 inchi. Pada pharynx dan esofagus tidak terjadi pencernaan yang berarti.
3.      Lambung
Lambung kuda relatif lebih kecil dibandingkan ternak lain terutama ternak ternak ruminansia. Kapasitas lambung kuda antara 8-15 liter atau hanya 9% dari total kapasitas saluran pencernaan. Proses pencernaan yang terjadi di daerah lambung tidak sempurna dikarenakan aktivitas mikroorganisme sangat terbatas dimana populasi bakteri relati rendah, waktu tinggal pakan di lambung hanya sebentar sekitar 30menit, dan hasil proses fermentatif adalah asam laaktat bukan VFA.
4.      Pankreas
Kuda memiliki perbedaan yang spesifik dari segi cairan pankreas dengan ternak lain yaitu konsentrasi enzim dan kadar HCO3 rendah. Bagian pankreas kuda terdiri dari endokrin dan eksokrin.
5.      Usus  Halus
Usus kecil merupakan tempat utamauntuk mencerna karbohidrat, protein dan lemak serta tempat absorbsi vitamin dan mineral. Kapasitas usus kecil adalah 30%.dari seluruh kapasitas saluran pencernaan kuda. Usus kecil terdiri dari tiga bagian yaitu: duodenum, jejenum, dan ileum. Proses pencernaan di usus kecil kecil adalah proses pencernaan enzimatik. Beberapa enzitersebut adalah peptidase, dipeptidase, amylase, dan lipase.
6.      Usus Besar
Usus besar terdiri dari caecum, colon, rektum. Caecum dan colon memiliki kapasitas 60% dari keseluruhan saluran pencernaan yang mempunyai fungsi 1) tempat fermentasi dengan hasil berupa VFA, 2) Sintesa Asam Amino, Vit B & K, 3) Tempat utama mencerna neutral detergen fiber (NDF), 4) asam laktat dari lambung dengan adanya Veilonella gazagones akan dirubah menjadi VFA.
Produksi dan proses pencernaan fermentatif di usus besar tidak semuanya dapat dimanfaatkan karena posisi yang dibelakang setelah usus halus kecil, sehigga hanya sekitar 25% hasil fermentatif di usus besar yang dapat diserap kembali ke usus kecil atau dimanfaatkan oleh tubuh. Sedangkan rektum merupakan tempat utama penyerapan air kembali. Proses pencernaan dari mulut sampai terbuang sebagai feses dari 95 % pakan yang dikonsumsi membutuhkan waktu 65-75 jam.

                        Gambar 8 . Susunan Alat Pencernaan Kuda
         Gambar 9. Alat Pencernaan Kuda
FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN UNGGAS
Sistem pencernaan pada unggas berbeda dengan system pencernaan pada ruminansia dan dan mamalia lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh jenis pakan dan bentuk anatomis dari organ pencernaan unggas. 
            Organ Pencernaan Utama pada unggas adalah:
1.      Mulut (paruh)
            Pakan masuk ke dalam mulut ayam masih dalam keasaan utuh, kemudian dengan tekanan lidah masuk ke dalam rongga pharynk dan turun ke oesophagus oleh gaya gravitasi. Mulut berfungsi mengambil makanan (prehensi) dan salivasi. Mulut menghasilkan saliva yang mengandung amylase dan maltase saliva, tetapi pemecahan bahan pakan di mulut kecil sekali karena mulut hanya digunakan untuk lewat sesaat.
            Saliva mulut, selain mengandung kedua enzim tersebut, juga digunakan untuk membasahi pakan agar mudah ditelan. Produksi saliva 7-30 ml/hari, tergantung jenis pakan. Sekresi saliva dipacu oleh saraf parasimpatik.

2.      Oesophagus
            Oesophagus merupakan saluran lunak dan elastic yang mudah mengalami pemekaran apabila  ada bolus yang masuk. Oesopagus memanjang dari pharynk hingga proventrikulus melewati tembolok (crop). Organ ini menghasilkan mukosa yang berfungsi membantu melicinkan pakan menuju tembolok.
3.      Temolok (crop)
            Tembolok berfungsi sebagai tempat menyimpakn makanan sementara. Makanan ada dalam tembolok selama 2 jam. Kapasistas tembolok  ± 250gram. Pada tembolok terdapat syaraf yang berhubungan dengan hypothalamus pusat  lapar dan kenyang, sehingga banyak sedikitnya pakan yang terdapat dalam tembolok akan memberikan respon pada syaraf untuk makan atau menghentikan makan.
4.      Proventrikulus
Proventrikulus adalah organ yang memproduksi/mengeksresikian pepsinogen dan Hcl untuk mencerna protein dan lemak. Proventrikulus merupakan tempat yang dilewati makanan menuju ventrikulus. Fungsi HCl yang dihasilkan pada proventrikulus akan membantu melumatkan  CaCO3 dan fosfat, mengionkan elektrolit dan memecah struktur tersier pakan saat pakan berada dalam ventrikulus.
5.      Empedal (gizzard)/Ventrikulus
            Empedal/ Gizzard/ventrikulus disebut juga perut muscular. Fungsi organ ini adalah memecah/melumatkan pakan dan mencerna dengan air menjadi pasta yang dinamakan chyme. Ukuran dan kekuatan ventrikulus ditentukan oleh kebiasaan makan unggas. Pada ventrikulus disekresikan koilin yang berfungsi melindungi permukaan ventrikulus terhadap kerusakan. Disini proses pencernaan pakan juga dibantu oleh pasir-pasir halus yang juga dimakan oleh unggas.


6.      Duodenum
Pada bagian ini terjadi pencernaan yang paling aktif dengan proses hidrolisis dari nutrient kasar berupa pati, lemak dan protein. Penyerapan hasil akhir dari proses in sebagian besar terjadi di duodenum. Duodenum merupakan tempat sekresi enzim dari pancreas dan getah empedu dari hati. Getah empedu mengandung garam empedu dan lemak dalam bentuk kholesitokinin-pankreosimin berisi kolesterol dan fosfolipid.
7.      Jejenum dan ileum
Jejenum dan ileum merupakan kelanjutan dari duodenum, fungsinya sama dengan duodenum. Pada organ ini proses pencernaan dan penyerapan yang belum selesai pada duodenum dilanjutkan sampai tinggal bahan yang tidak dapat tercerna.
8.      Sekum (coecum)
Beberapa nutrien yang tidak tercerna mengalami dekomposisi oleh mikrobia sekum, namun jumlah dan penyerapan kecil sekali. Pada sekum juga terjadi digesti serat kasar yang dilakukan oleh bakteri pencernaan serat kasar.
9.      Rektum (Usus Besar)
Usus besar dinamakan juga intestinum crassum, pada bagian ini terjadi perombakan partikel pakan yang tidak tercerna oleh mikroorganisme menjadi feses. Pada bagian ini juga bermuara ureter dari ginjal untuk membuang urin yang bercampur dengan fesessehingga feses unggas dinamakan ekskreta. Feses dan urin sebelum dikeluarkan mengalami penyerapan air sekitar 72%-75%. Waktu yang diperlukan unggas untuk makan hingga defekasi adalah 4 jam.
10.  Kloaka
Kloaka merupakan tempat keluarnya fesees.



Organ Pencernaan Tambahan pada Unggas
1.      Pankreas
Pankreas mensekresikan getah pancreas yang berfungsi dalam pencernaan pati, lemak dan proein. Selain itu pancreas juga mensekresikan insulin. Secara umum pancreas berfungi sebagai eksokrin yaitu mensuplai enzim yang mencerna karbohidrat, protein dan lemak. Endokrin yaitu menggunakan dan mengatur nutrient berupa energy untuk diserap dalam tubuh dalam proses dasar pencernaan.
2.      Hati
Hati mensekresikan getah empedu yang disalurkan dalam duodenum. Fungsi getah empedu adalah menetralkan asam lambung (HCl) dan membentuk sabun terlarut (Souluble soaps) dengan asam lemak bebas. Kedua fungsi tersebut akan membantu absorbsi dan translokasi asam lemak. Dalam getah empedu terdapat asam empedu yang berperan sebagai asam tarokholik dan glikokhilik. Fungsi asam empedu adalah : membantu disgesti lemak dengan membentuk emulsi, mengaktifkan lipase pankreas, membantu penyerapan asam lemak, kolesterol dan vitamin yang larut dalam lemak, stimulasi aliran getah empedu dari hati dan menangkap kolesterol dalam getah empedu.
3.      Lien (Spleen)
Lien berfungsi memecah sel darah merah dan sel darah putih.
Gambar 10. Sistem Pencernaan unggas.
Gambar 11. Gambar Nekropsi Ayam.
 
Gambar 12. Organ Dalam Ayam






SOAL-SOAL
1.      Jelasakan proses fisiologi pencernaan pada mulut ruminansia
2.      Jelaskan mekanisme fisiologis pencernaan pada:
a.       Rumen,
b.      Retikulum
c.       Omasum
d.      Abomasum
3.      Jelaskan proses fisiologis pencernaan yang terjadi pada usus halus ruminansia
4.      Jelaskan proses pencernaan pada lambung kuda.
5.      Jelaskan proses pencernaan pada unggas pada organ:
a.       Tembolok
b.      Ventrikulus
c.       Sebutkan organ pencernaan tambahan pada unggas dan jelaskan mekanisme kerja masing-masing.
JAWABLAH SEMUA PERTANYAAN DAN DIKUMPULKAN PADA SAAT UJIAN!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar